APA ITU PSIKOLOGI PENDIDIKAN?
Psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Psikologi
pendidikan adalah cabang dari psikologi yang menerapkan berbagai pandangan
dalam psikologi, prinsip-prinsip dan teknik-teknik psikologi dalam melakukan
kegiatan pendidikan. Oleh sebab itu psikologi pendidikan menekannkan penelitiannya
pada aspek-aspek peserta didik sebagai manusia yang belajar, orang tua dan guru
sebagai pihak-pihak yang membantu peserta didik dalam mencapai keberhasilan
dalam belajar. Focus psikologi pendidikan mencakup pencaaian hasil belajar,
kesehatan mental peserta didik, dan penyesuaian sosial peserta didik. Berkaitan
dengan hal tersebut maka secara khusus psikologi pendidikan menerapkan
prinsip-prinsip dan teknikteknik yang dikembangkan dalam psikologi
perkembangan, psikologi sosial, psikologi kognitif, psikologi manusia,
behavioristik, psikologi gestalt, dan psikologi konseling (Safwan, 2005).
Whiterington,
(1982:10) dalam artikel yang ditulis Supriadi mengatakan “Psikologi pendidikan
adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan
dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang
berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar”. Dari batasan di atas terlihat
adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan proses
belajar dan pembelajaran. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli
psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi
pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan
memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan
faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.
Berdasarkan
hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan berkaitan dengan
pengkajian atau studi tentang proses belajar manusia yang terjadi di dalam
lingkungan pendidikan, yang mencakup efektivitas intervensi pendidikan,
psikologi pembelajaran, dan psikologi persekolahan yang mengkaji bagaimana
mengatur dan menata organisasi persekolahan dalam suatu sistem pendidikan. Di
samping itu psikologi pendidikan juga mengkaji perkembangan siswa dan proses
belajar yang terjadi seiring dengan tingkat perkembangan yang dialaminya, serta
kelompok-kelompok siswa yang termasuk siswa berkebutuhan khusus, seperti siswa
berkesulitan belajar, siswa terbelakang mental, siswa yang mengalami kelainan
fisik, siswa yang mengalami kelainan perilaku, siswa yang mengalami tuna
wicara, serta siswa yang beresiko untuk mengalami pendidikan khusus.
Psikologi pendidikan merupakan ilmu yang bersifat interdisiplin karena psikologi itu sendiri menerapkan teori-teori dari berbagai ilmu lain, seperti ilmu biologi, ilmu syaraf, ilmu bahasa dan lain-lain. Untuk memahami karakteristik pembelajar dari berbagai periode perkembangan, seperti anak usia dini, anak sekolah dasar, remaja dan pembelajar dewasa, maka psikologi pendidikan menerapkan teori-teori perkembangan manusia yang mencakup perkembangan kognitif, perkembangan psikososial, perkembangan fisik dan motorik, perkembangan bahasa dan komunikasi, yang lebih muda untuk dipahami apabila diterapkan.
Hendry Alexander Murray, menjelaskan bahwa dasar teoritis dari alat tes Jadwal Preferensi Kepribadian Edwards adalah teori kebutuhan. Menurut Murray, kepribadian manusia dapat dijelaskan dengan memaparkan konsep kebutuhan sebagai sesuatu yang menggerakkan dan memotivasi perilaku manusia. Ketika kebutuhan-kebutuhan ini aktif dan terpenuhi dalam diri individu, maka akan memunculkan berbagai macam perilaku-perilaku yang diarahkan untuk mencapai kebutuhan tersebut dan pada akhirnya akan menggambarkan karakterisitik individu. Kebutuhan-kebutuhan dapat muncul baik dari proses internal seperti rasa haus dan lapar maupun dari lingkungan eskternal seperti ancaman dari orang asing atau lingkungan sekitar. Dalam dunia pendidikan alat tes Jadwal Preferensi Kepribadian Edwards yang berdasarkan teori kebutuhan Murray dapat mengetahui performa akademis seorang mahasiswa yang positif melalui proses perolehan nilai yang memuaskan, maka diperlukan kombinasi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Misalnya, kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi akan memunculkan dorongan untuk memperlihatkan prestasi yang lebih baik sehingga nilai-nilai akademis akan menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Sebaliknya, apabila kebutuhan untuk mendapatkan bantuan dan dukungan dari orang lain berada dalam kategori tinggi, maka mahasiswa tersebut akan menjadi mahasiswa yang kurang mandiri dan kurang yakin untuk memperlihatkan kemampuan dan performa akademis yang terbaik apabila tidak ada orang yang memberikan bantuan atau dukungan. Menurut Murray, kebutuhan adalah potensi atau kesiapan seseorang untuk merespon dengan cara dalam situasi tertentu. Respon yang dimaksud adalah tindakan pemenuhan dari kebutuhan itu sendiri.
Komentar