HAWA DINGIN MALINO
Penyakit Hawa Dingin
Sebelum berwisata ke Malino yang berhawa dingin, apalagi bila akan menginap selama beberapahari maka sebaiknya mempersiapkan diri dari aspek kesehatan. Bila tanpa persiapan matang,maka penyakit hawa dingin dapat menyerang seperti penyakit Hipotermia. Penyakit Hipotermiaadalah suatu kondisi ketika seluruh badan terasa kedinginan akibat terlalu lama berada dalamcuaca berangin dan hujan. Badan yang terpapar kedinginan terlalu lama dapat menyebabkantubuh membeku, pembuluh darah dapat mengerut hingga dapat memutus aliran darah ke telinga,hidung, jari dan kaki.Penyakit Hipotermia tergolong penyakit kronis akibat terganggunya mekanisme pemanasandidalam tubuh. Seseorang yang terkena penyakit Hipotermia akan menderita kemuyuh(ganggren) sehingga perlu diamputasi. Proses penyakit Hipotermia terjadinya pendinginan pada jaringan dalam dan organ tubuh setelah panas dipermukaan tubuh hilang. Gejala seseorangterkena kedinginan berupa gigi gemeretakan, rasa mengantuk yang luar biasa, kondisi badansangat letih, pandangan perlahan menjadi kabut, serta kesigapan fisik dan mental menjadilamban. Pada kondisi yang lebih parah, seseorang yang terkena kedinginan membuat badansempoyongan akibat gerakan tubuh menjadi tidak terkontrol, pikiran kacau membuat pembicaraan menjadi meracau, nafas menjadi pendek dan denyut nadi menjadi lamban dan berakhir pingsan.Sebaiknya menghindari mengenakan pakaian basah dan kaos kaki basah karena akan menambahrasa dingin di sekujur tubuh. Meski pada musim kemarau dan cuaca malam cerah sekalipun, diMalino tetap terasa dingin dibuktikan dengan adanya kristal-kristal es yang menempel padadedaunan, terutama pada bunga edelweiss. Agar tubuh tetap memiliki energy untuk memanaskantubuh, asupan makanan tetap menjadi perhatian utama karena cuaca dingin kadang membuatmalas makan karena perut kembung.Agar pakaian dan peralatan lainnya tidak basah, sebaiknya menggunakan cover pelindung air untuk membungkus tas. Pakaian didalam tas sebaiknya dibungkus kantong plastik agar terhindar dari air agar tersedia selalu beberapa lapis pakaian kering bila terkena kedinginan. Peralatan yangtidak kalah pentingnya menghadapi hawa dingin adalah jaket tebal, mantel hujan dan kantungtidur.
Selain penyakit hipotermia, penyakit (kelainan saraf wajah) dapat menyerangseseorang bila selalu berada dalam cuaca dingin. Penyebab adalah angin yang masuk ke dalam tengkorak atau foramen stilo mastoideum
sehingga membuat syaraf di sekitar wajahsembab lalu membesar. Pembengkakan syaraf nomor tujuh (nervous fascialis) mengakibatkan pasokan darah ke syaraf tersebut terhenti dan menyebabkan kematian sel sehingga fungsimenghantar impuls atau rangsangnya terganggu. Akibatnya, perintah otak untuk menggerakkanotot-otot wajah tidak dapat diteruskan.Gejala klinis penyakit adalah terjadi asimetri pada wajah, rasa baal/kebas di wajah,air mata tidak dapat dikontrol dan sudut mata turun. Gejala klinis lainnya adalah kehilanganrefleks konjungtiva sehingga tidak dapat menutup mata, rasa sakit pada telinga terutama di bawah telinga, tidak tahan suara keras pada sisi yang terkena, sudut mulut turun, sulit untuk berbicara, air menetes saat minum atau setelah membersihkan gigi, dan kehilangan rasa di bagiandepan lidah. Seseorang yang menderita penyakit yang sudah parah akan mengalami perubahan bentuk wajah menjadi penyok, bicara tidak jelas, fungsi lidah terganggu terutama saatmengucapkan huruf konsonan, dan lain-lain. Nama diambil dari nama seorang dokter dari abad 19 yang pertama menggambarkankondisi ini dan menghubungkan dengan kelainan pada syaraf wajah, Sir Charles Bell. Meskinama penyakit ini terlihat keren, namun pada kenyataannya para penderita penyakit akan mengalami gangguan wajah dari segi estetika dan fungsi. Siapapun yang memiliki wajah bagus pasti menghindari dan ingin membayangkan mengalami penyakit ini. Risiko kecacatan pada wajah berupa muka penyok dapat saja terjadi akibat kehilangan salah satu syaraf danakhirnya wajah menjadi tidak proporsional dan tidak seimbang.Cuaca dingin juga berpengaruh terhadap peningkatan risiko serangan jantung. Penelitian terbaruoleh Fakultas Epidemiologi dan Kesehatan Penduduk, London School of Hygiene & TropicalMedicine, London, Inggris yang dipublikasikan pada edisi online British Medical Journal pada10 Agustus 2010 menunjukkan ketika suhu turun 1 derajat Celsius dalam sehari, menaikkan 2% peningkatan penyakit jantung di minggu berikutnya. Berdasarkan analisis dari catatan medisterkait temperatur udara, lebih dari 84.000 pasien serangan jantung yang berlangsung selama tigatahun antara 2003-2006 di Inggris dan Wales, memperlihatkan bahwa penurunan hanya 1 derajatCelsius (1,8 derajat Fahrenheit) pada satu hari menyebabkan kenaikan 2% kumulatif dalam jumlah serangan jantung pada pekan selanjutnya.Dua persen mungkin terdengar kecil, tetapi semua orang menghadapi perubahan cuaca dan biasanya serangan jantung dipicu dari hal ini. Jadi, 2 persen ini adalah angka tambahan yangsangat substansial menambah banyaknya penderita penyakit jantung. Sekitar 200 orang per satuderajat terjadi di Inggris, di mana penelitian ini dikendalikan. Apalagi, orang tua dan merekayang jantungnya bermasalah sangat rentan terhadap efek penurunan suhu (healthday.com).Dengan mengenal ragam penyakit dan faktor risiko penyakit pada daerah berhawa dingin sepertidataran tinggi Malino, maka risiko terkena penyakit dapat dihindari. Disinilah perbedaanmendasar ilmu kesehatan masyarakat dengan ilmu kedokteran dalam memandang obyek samaseperti kesehatan wisata. Bila aspek kedokteran (travel medicine) lebih menekankan pada penanangan korban/penderita penyakit akibat perjalanan wisata, sementara aspek kesehatan
masyarakat (travel health) lebih berfokus pada manajemen faktor risiko agar seseorang dapatmencegah suatu penyakit sebelum, selama dan sesudah melakukan perjalanan wisata.
Komentar