Gunung Merapi meletus 9 kali


Tribun Pekanbaru - Kamis, 4 Agustus 2011 04:28 WIB
Share |
gunung.jpg
net/viva
Berita Terkait
PADANG, TRIBUN - Gunung Merapi yang terletak di dua kabupaten di Sumatera Barat yaitu Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam, mengeluarkan sembilan kali letusan vulkanis, Rabu (3/8) kemarin. Status gunung setinggi 2891 meter itu dinaikkan dari Waspada menjadi Siaga.

Pusat Vulkanologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumatera Barat mencatat letusan Gunung Merapi terjadi sejak pukul 09.00 hingga 14.00. Menurut analis BMKG Sumbar, Ujang hingga kini aktivitas Merapi terus mengalami peningkatan dan masih mengeluarkan asap.

"Saat ini arah angin cenderung  ke Barat Laut dan diperkirakan kawasan Kabupaten Padangpariaman serta Kota Pariaman dan sekitar masih akan berpotensi terjadi hujan abu," jelasnya.   

Sementara itu, Ketua Pos Pengamatan Gunung Marapi Warseno mengatakan, saat mengeluarkan abu, gunung tidak tertutup awan sehingga kepulan asap sangat jelas terlihat. Abu vulkanik menjangkau sejumlah daerah di Sumatera Barat seperti, Padangpanjang, Agam, Tanah Datar, Bukittinggi, Pariaman dan Padangpariaman.

"Kita mencatat letusan pertama mengeluarkan abu hingga setinggi 1.000 meter," katanya.

Letusan abu vulkanik yang berbau belerang paling dirasakan oleh warga Padangpanjang yang berada di punggung Merapi. Bau belerang di beberapa lokasi di Padangpanjang mulai menyengat.

"Ada di beberapa lokasi di Padangpanjang bau belerang yang cukup menyengat seperti Kelurahan Silaing Bawah, Pasar Usang, Bukit Surungan dan Koto Panjang," kata warga Silaing Bawah Yeni Marlina di Padangpanjang, dikutip dari Antara, Rabu.

Hal senada juga disebutkan warga Pasar Usang Rio Fernando. Menurutnya debu vukanik tersebut sedikit mengganggu aktivitas masyarakat.
"Apalagi masyarakat sedang mengendarai sepeda motor, bau dan kabut debu itu menempel di pipi, bahkan bisa masuk ke mata manusia,"katanya.

Meningkatnya aktivitas Merapi, membuat pemerintah setempat mengimbau masyarakat di Padangpanjang untuk meningkatkan kewaspadaan. Kepala Dinas Kesehatan Kota Padangpanjang Mawardi menyebutkan, abu vulkanik akibat letusan Gunung Merapi yang beterbangan ke berbagai daerah di sekitar gunung tersebut sebaiknya diwaspadai, karena bisa mengganggu kesehatan pernapasan, mata, dan kulit.

"Debu yang di keluarkan Gunung Merapi itu sangat berpengaruh terhadap kesehatan, khususnya paru-paru," katanya.

Status siaga
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat Harmensyah, mengatakan pasca sembilan letusan Merapi, status Merapi ditingkatkan dari Waspada ke Siaga. Menurut dia, peningkatan status itu disebabkan tingkat devormasi, gempa vulkanik, dan gas vulkanik mengalami yang peningkatan secara signifikan.

"Dengan pertimbangan tingkat devormasi, gempa vulkanik dan gas vulkanik yang terus mengalami peningkatan, maka sejak pukul 14.00  status Gunung Merapi ditingkatkan," jelasnya.

Dia menambahkan, dengan status Siaga tersebut maka aktivitas masyarakat yang berjarak sekitar lima kilometer dari Gunung Merapi harus dihentikan. Warga yang berada di wilayah II daerah rawan bencana Merapi harus meningkatkan kewaspadaan dan aktivitas pendakian juga harus dihentikan.
Dia mengatakan, pemerintah telah siap menjalankan prosedur operasi standar (SOP) sesuai  dengan ketentuan yang ada bagi penanggulangan bencana letusan Gunung Merapi. Menurutnya pemerintah terus-menerus melakukan pemantauan dan memonitor semua aktivitas yang terjadi di Gunung Merapi.

"Jika terjadi letusan Gunung Merapi yang sangat besar dan mengeluarkan debu vulkanik sangat tebal, masyarakat harus segera mengungsi ke tempat yang aman," katanya.

Penerbangan aman
Meski memuntahkan material vulkanis ke ketinggian 1 kilometer, debu belerang tidak mempengaruhi penerbangan dari Bandara Interanasional Minangkabau (BIM) Ketaping, Kabupaten Padangpariaman.

"Gunung Merapi yang mengeluarkan semburan debu vulkanis tidak mempengaruhi jadwal penerbangan," kata General Manager PT Angkasa Pura II Cabang BIM Agus Kemal Pramayudha di Padang, Rabu.
Menurutnya, walaupun debu vulkanis akibat letusan Gunung Merapi menjangkau Pariaman serta Kabupaten Padangpariaman namun tidak mengganggu aktivitas naik dan turunnya pesawat.

"Tidak ada pengalihan rute penerbangan dari BIM menuju beberapa kota tujuan lain, semua masih dalam kondisi normal," katanya.
Gunung Merapi terhitung sejak akhir abad 18 hingga tahun 2008 tercatat kira-kira sudah 454 kali meletus, 50 di antaranya dalam skala besar, sedangkan sisanya  dalam skala kecil. (tribunnews/ant)

Editor : junaidi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI EVOLUSI DARWIN VS LAMARCK

Elektrolisis Larutan Kalium Iodida

Teori Evolusi Darwin Lengkap dan teori penciptaan khusus