lensa tipis

http://sync.mathtag.com/sync?mt_exid=2&admeld_user_id=46f0926e-69bb-4951-ae1c-0391d9ff4bf3&admeld_adprovider_id=296&admeld_call_type=redirect&admeld_callback=http://tag.admeld.com/matchGambar 4.2
Interface EJS pada panel Model

Pada panel
Model
terdapat lima sub panel yangterdiri atas
variables
yang berfungsi sebagai halaman untuk mendeklarasikan variabel-variabel yang digunakan dalampembuatan aplikasi, sub panel
initialization
digunakan untuk memberikan inisialisasi nilai awal pada variabel yangdigunakan saat awal pertama kali aplikasi dijalankan, subpanel
evolution
mempunyai arti penting khusus digunakanuntuk menandai apa yang harus dikerjakan aplikasi ketikaevolusi berjalan, digunakan untuk pembuatan pergerakanobyek apabila diperlukan, sub panel
fixed relations
digunakanuntuk menulis kode EJS yang diperlukan untuk menetapkanadanya hubungan yang pasti antar variabel yangmempresentasikan system fisis yang divisualisasikan, yangterakhir adalah sub panel
custom
digunakan untuk menambahkan kode perintah yang mendefinisikan metodepemrograman Java.Sedangkan panel
View
sebagai suatu alatmenggambar dan mendesain visualisasi dari gejala fisika danplot datanya, terbagi atas dua bingkai
Tree of elements
yangberada di sebelah kiri dan
Elements for the view
terdapatdisebelah kanan. Pada panel
View
inilah tampilan visualisasiyang akan dibuat dapat didesain sebagaimana tampilan gejalafisika nyata. Dua panel terakhir
Model
dan
View
salingberpengaruh satu sama lain, ketika keadaan
Model
dimodifikasi atau diubah maka akan berpengaruh padatampilan
View
yang berakibat pada tampilan hasil simulasi.
Gambar 4.3
Tampilan pada panel
View
dengan
Tree of elements
dan
Elements for the view
.
V. METODE PENELITIAN
Diagram di bawah ini memaparkan rancangan alur prosesaplikasi yang dibuat.Berdasarkan diagram di atas, secara umum aplikasidibuat dengan langkah-langkah berikut :

Step I.Membuat description yang berupa paparan singkatmengenai materi terkait, bertujuan agar pengguna mengertidasar teori pembentukan bayangan benda pada lensabikonveks dan bikonkaf .

Step II.Deklarasikan variable yang digunakan pada panel model-sub panel variable

Step III.Membuat frame utama pada panel view, yang digunakansebagai antar muka untuk menampilkan visualisasipembentukan bayangan benda

Step IVMembuat control input pada panel view untuk lensabikonveks dan bikonkaf untuk menghasilkan output yangdicari.

Step VMenerapkan persamaan pembuat lensa dan perbesaranbenda serta merancang program untuk menentukan sifatbayangan pada panel model-sub peanel fixed relationssehingga menghasilkan output yang benar.
VI. HASIL DAN PENGUJIAN
Lingkungan uji coba yang digunakan dalampembuatan tugas akhir ini meliputi perangkat lunak danperangkat keras. Uji coba dilakukan pada sebuah PC denganprosesor Intel(R) DualCore(TM). CPU T2390 @1.86GHzdengan memori sebesar 512 MB RAM. Sistem operasi yangdigunakan adalah Windows XP service pack 2000 dan bahasakomputasi yang digunakan untuk implementasi metode adalahEJS versi 4.2.
http://htmlimg4.scribdassets.com/ir132ewcgvmwya/images/4-ef67fc7532.jpghttp://htmlimg4.scribdassets.com/ir132ewcgvmwya/images/4-ef67fc7532.jpghttp://htmlimg4.scribdassets.com/ir132ewcgvmwya/images/4-ef67fc7532.jpg
 
Uji coba yang digunakan dalam aplikasi inimenggunakan beberapa metode. Metode yang digunakanantara lain :1.

Menggunakan Dalil Esbach untuk menentukan posisidan sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa.Hasil output bayangan dari aplikasi tersebut akandicocokkan kebenarannya berdasarkan Dalil Esbach2.

Menggunakan variasi input yang bisa diperoleh daricontoh soal pada buku-buku fisika atau refrensi soal-soal fisika yang teruji lainnya.
A.

Pengujian Aplikasi terhadap Dalil Esbach
Skenario 1: Sebuah benda diletakkan di ruang I, yakni disuatu titik antara F dan pusat optik. Penyelesaianpermasalahan berdasarkan
Dalil Esbach
adalah: Karenajumlah nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan haruslima, berarti bayangan ada di ruang 4 (di depan lensa). Jadi,sesuai dengan dalil Esbach sifat bayangan adalah maya dantegak (karena terletak di depan lensa) serta diperbesar (karenanomor ruang bayangan lebih benda dibandingkan nomorruang benda). Jadi sifat bayangan yang dihasilkan adalah
maya, tegak, dan diperbesar 
Gambar 6.1
Output benda berada di ruang I dan bayangan benda berada diruang 4
Gambar 6.2
Output Sifat Bayangan adalah maya, tegak, dan diperbesar
Skenario 2: Sebuah benda diletakkan di ruang II, yakni disuatu titik antara F dan 2 F Penyelesaian permasalahanberdasarkan
Dalil Esbach
adalah: Karena jumlah nomorruang benda dan nomor ruang bayangan harus lima, berartibayangan ada di ruang 3 (di belakang lensa) dimana sesuaidengan dalil Esbach sifat bayangan adalah nyata dan terbalik serta diperbesar (nomor ruang bayangan lebih besardibandingkan nomor ruang benda). Jadi bayangan yangdihasilkan adalah
nyata, terbalik, dan diperbesar 

Gambar 6.3
Output sifat bayangan adalah maya, tegak, diperbesar
Gambar 6.4
Output benda berada di ruang II dan bayangan benda berada diruang 3

B.

Pengujian dengan Variasi Input
Uji input dan output aplikasi dilakukuan dengan menentukanoutput
s’, h’, M 
, dan sifat bayangan dengan variasi inputseperti di bawah ini:Skenario 1 :
f=0.8
dm
, h=0.7 
dm
, s=1.2
dm.

Skenario 2 :
f=1
dm
, h=2
dm
, s=7 
dmSkenario 3 :
f=1
dm
, h=1.5
dm
, s=0.5
dmSkenario 4 :
f=1.5
dm
, h=
2 dm
, s=3
dmMaka diperoleh hasil output aplikasi seperti berikut:Skenario 1:
Gambar 6.5
Input Output Aplikasi Berdasarkan Skenario 1
Dari langkah di atas maka didapat visualisasi pembentukanbayangan benda pada lensa bikonveks seperti pada gambarberikut ini:
Gambar 6.6
Visualisasi Bayangan Benda Berdasarkan Skenario 1
http://htmlimg1.scribdassets.com/ir132ewcgvmwya/images/5-4fdb9b812d.jpghttp://htmlimg1.scribdassets.com/ir132ewcgvmwya/images/5-4fdb9b812d.jpghttp://htmlimg1.scribdassets.com/ir132ewcgvmwya/images/5-4fdb9b812d.jpghttp://htmlimg1.scribdassets.com/ir132ewcgvmwya/images/5-4fdb9b812d.jpghttp://htmlimg1.scribdassets.com/ir132ewcgvmwya/images/5-4fdb9b812d.jpghttp://htmlimg1.scribdassets.com/ir132ewcgvmwya/images/5-4fdb9b812d.jpg
 
Skenario 2:
Gambar 6.7
Input Output Aplikasi Berdasarkan Skenario 2
Dari langkah di atas maka didapat visualisasi pembentukanbayangan benda pada lensa bikonveks seperti pada gambarberikut ini:
Gambar 6.8
Visualisasi Bayangan Berdasarkan Skenario 2
Skenario 3:
Gambar 6.9
Input Output Aplikasi Berdasarkan Skenario 3
Dari langkah di atas maka didapat visualisasi pembentukanbayangan benda pada lensa bikonveks seperti pada gambarberikut ini:
Gambar 6.10
Visualisasi Bayangan Berdasarkan Skenario 3
Skenario 4:
Gambar 6.11
Input Output Aplikasi Berdasarkan Skenario 4
Dari langkah di atas, telah diperoleh output perhitunganaplikasi, hasil visualisasi pembentukan bayangan benda padalensa tersebut adalah diperlihatkan pada gambar berikut ini:
Gambar 6.12
Visualisasi Bayangan Berdasarkan Skenario 4
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan aplikasi yang telah dibuat beserta ujicobayang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagaiberikut.1.

Aplikasi visualisasi pembentukan bayangan padalensa bikonveks dan bikonkaf ini dapat menghitungnilai output
s’, h’,

pada soal-soal pada materiFisika SMA dengan kontrol input.2.

Aplikasi visualisasi ini terbukti mampu bekerjadengan baik dan benar dalam memvisualisasikanpembentukan bayangan benda pada lensa bikonveksmaupun pada lensa bikonkaf beserta berkas sinaristimewanya dengan benar.3.

Output sifat bayangan yang dihasilkan oleh aplikasiterbukti benar dan sesuai dengan Dalil Esbach.4.

Visualisasi yang dihasilkan pada aplikasi ini mampubersifat dinamis, baik posisi benda, posisi bayangan,tinggi benda, tinggi bayangan, dan berkas sinaristimewa yang dihasilkan berdasarkan input yangtelah ditentukan oleh pengguna. Sehinggamemberikan kemudahan bagi pengguna dalammemahami visualisasi yang dihasilkan
http://htmlimg2.scribdassets.com/ir132ewcgvmwya/images/6-f535a6a911.jpghttp://htmlimg2.scribdassets.com/ir132ewcgvmwya/images/6-f535a6a911.jpghttp://htmlimg2.scribdassets.com/ir132ewcgvmwya/images/6-f535a6a911.jpghttp://htmlimg2.scribdassets.com/ir132ewcgvmwya/images/6-f535a6a911.jpghttp://htmlimg2.scribdassets.com/ir132ewcgvmwya/images/6-f535a6a911.jpghttp://htmlimg2.scribdassets.com/ir132ewcgvmwya/images/6-f535a6a911.jpg
 
 VIII. DAFTAR PUSTAKA
[1]
Alonso, Marcelo & Edward J.Finn.(1994).
Dasar-Dasar Fisika Universitas Edisi Kedua
. (PenerjemahDra. Lea Prasetyo & Ir.Kusnul Hadi). Jakarta:Erlangga[2] Esquembre F, “Easy Java Simulations: a SoftwareTool to Create Scientific Simulations in Java”,c
omputer Physics Communications
, vol. 156, 2004,pp. 199-204.[3] Esquembre F,
Easy Java Simulations, the Manual for EJS version 3
, 2002. Downloaded fromhttp://fem.um.es/Ejs [4]
 
Halliday, David dan Robert Resnick 
,
1990,
FisikaJilid 1 dan 2
(Alih bahasa : Pantur Silaban dan ErwinSucipto), Edisi ke-3. Jakarta : Erlangga.
.
[5] Kanginan, Marthen
,
1989.
Buku pelajaran FisikaSMA Jilid 2B
.Jakarta :Erlangga.[6] Sears, F.W, Zemansky, M.W, Young, H.D
.
1987.
University Physics, 7th edition
. New York: Addison-Wesley Publishing Company[7] Wolfgang, Christian and Francisco Esquembre,
Modeling Physics with Easy Java SimulationsThePhysics Teacher, Volume 45
, Issue 8, November2007, pp. 468-528
http://htmlimg2.scribdassets.com/ir132ewcgvmwya/images/7-d89e447c49.pnghttp://htmlimg2.scribdassets.com/ir132ewcgvmwya/images/7-d89e447c49.png

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI EVOLUSI DARWIN VS LAMARCK

Elektrolisis Larutan Kalium Iodida

Teori Evolusi Darwin Lengkap dan teori penciptaan khusus